Kenapa Pemuda Tampan tersebut diberi nama Kelingking?
Bagaimana si Kelingking dapat memperistri Putri Raja?

Suatu
hari, sang Istri dikabarkan mengandung. Mulanya sang Suami tidak percaya akan
hal tersebut, karena tidak ada tanda-tanda kehamilan pada istrinya. Waktu terus
berjalan. Tak terasa usia kandungan istrinya telah genap sembilan bulan. Pada
suatu malam, sang Istri benar-benar melahirkan seorang bayi laki-laki yang sebesar
kelingking. Mereka pun memberinya nama Kelingking. Mereka mengasuhnya dengan
penuh kasih sayang hingga menjadi dewasa, namun tubuhnya masih sebesar
kelingking.
Pada
suatu hari, Negeri Jambi didatangi makhluk raksasa pemakan manusia ternak yang
dikenal dengan sebutan Nenek Gergasi. Hal ini membuat penduduk Negeri Jambi
menjadi resah, termasuk keluarga Kelingking. Melihat keadaan itu, Raja Negeri
Jambi pun segera memerintahkan seluruh warganya untuk mengungsi. Namun kelingking
menentang hal tersebut dan memilih untuk melawan Nenek Gergasi. Setelah
mendapat persetujuan sang ayah, maka tinggallah sendiri si Kelingking di dusun
itu. Ia pun bersembunyi sambil menunggu Nenek Gergasi.
Ketika
hari menjelang sore, Nenek Gergasi pun datang hendak memakan manusia. Kelingking
pun menyelinap ke dalam lubang telinga Nenek Gergasi dengan membanwa ranting
kecil yang digunakan untuk memukul gendang telinga Nenek Gerasi sambil
berteriak. Nenek Garasi yang tidak menyadari bahwa dia sudah berada di tepi
jurang pun jatuh ke dalam jurang dan meninggal akibat rasa geli yang
ditimbulkan dari ranting si Kelingking.
Setelah
kejadian tersebut, Raja akhirnya mengangkat Kelingking menjadi Panglima
kerajaan dan Kelingking pun melamar putri raja untuk menjadi istrinya. Pesta
pernikahannya dilakukan selama 7 hari 7 malam. Setelah acara selesai, Putri pun
masuk ke kamar untuk mencari suaminya. Namun suaminya tidak berada ditempat.
Tiba-tiba datang seorang pemuda tampan yang menunggangi kuda. Kejadian ini
terjadi berulang kali setiap putri mencari si Kelingking. Hal ini membuat putri
merasa aneh.
Suatu
malam, Putri secara diam-diam mengikuti si Kelingking pergi. Kelingking menuju
sebuah danau dan berendam. Ajaibnya, kelingking berubah menjadi sosok pemuda
tampan yang sering dilihat putri. Sang putri pun menjadi kaget dan muncul ide
untuk menyembunyikan pakaiannya dan membawa pulang. Sesampai di rumah putri berlagak
tidak terjadi apa-apa ketika sang Pemuda tampan tersebut datan seperti biasa. Saat
sang Pemuda hendak pulang, mendadak Pemuda tersebut menghampiri sang Putri dan
berkata “Maafkan aku Baginda Putri, anda sudah mengambil bajuku, sehingga aku
tidak bias menjadi Kelingking lagi. Apakah kamu sekarang percaya bahawa aku
adalah suamimu si Kelingking itu?”
Antara
kaget dan senang, Putri langsung memeluk suaminya tanpa ragu. Akhirnya, mereka
pun hidup bahagia. Si Kelingking memimpin negerinya dengan arif dan bijaksana,
dan rakyatnya hidup damai dan sejahtera.
* * *
Demikian
cerita Si Kelingking dari daerah Jambi, Indonesia. Pesan moral dari cerita
tersebut adalah bentuk dan ukuran tubuh seseorang tidak dapat dijadikan pedoman
rendah atau luhurnya kepribadian seseorang. Hal ini tampak pada diri si
Kelingking, meskipun ukuran tubuhnya kecil, tapi ia telah berjasa kepada rakyat
dan negerinya, karena telah mengusir Nenek Gergasi.
Ayo...!!! kunjungi website kami di "WAKTOGEL" dan "BUDAYAPOKER"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar