Bagaimana legenda dari Candi Prambanan?
Ditemukan kembali oleh siapa Candi Prambanan?

Berdasarkan Prasasti Siwagrha, sejarah candi Prambanan dibangun
pada sekitar tahun 850 Masehi oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya tepatnya oleh
Rakai Pikatan yang kemudian diperluas oleh Balitung Maha Sambu pada masa
kerajaan Medang Mataram. Pembangunannya ditujukan untuk memberi pernghormatan
pada Tri-Murti yakni tiga dewa utama dalam agama Hindu. Agama Hindu mengenal
Tri-Murti, yang terdiri dari Dewa Brahmana sebagai Dewa Pencipta, Siwa sebagai
Dewa Pemusnah dan Wishnu sebagai Dewa Pemelihara.
Dalam Prasasti Siwagrha terdapat uraian mengenai peristiwa
sejarah peperangan antara Balaputeradewa dari Dinasti Sailendra melawan Rakai
Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Balaputeradewa yang kalah melarikan diri ke
Sumatera. Konsolidasi Dinasti Sanjaya inilah yang menjadi permulaan dari masa
pemerintahan baru yang diresmikan dengan pembangunan gugusan candi Prambanan.
Terjadinya beberapa kali bencana alam seperti gempa bumi dan
meletusnya gunung Merapi serta adanya perpindahan pusat pemerintahan Dinasti
Sanjaya ke Jawa Timur telah menghancurkan kompleks candi Prambanan. Candi
Prambanan dikenal kembali saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi
pulau Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang
ditumbuhi semak belukar.
Pemugaran Kompleks Candi Prambanan
Pada tahun 1885 dilakukan usaha pertama kali untuk menyelamatkan
candi Prambanan oleh Ijzerman dengan membersihkan bilik-bilik candi dari
reruntuhan batu. Pada tahun 1902, Van Erp memimpin pekerjaan pembinaan terhadap
candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan
terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun kembali candi Brahma dan
Wisnu. Selanjutnya pemugaran diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia. Pada
tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar dan secara resmi dinyatakan
selesai oleh Presiden Sukarno.
Pemerintah secara kontinyu melakukan pemugaran candi di wilayah
Prambanan, diantaranya yaitu pemugaran candi Brahma dan candi Wisnu. Pada tahun
1977 dimulai pemugaran candi Brahma. Pada tanggal 23 Maret 1987 selesai dipugar
dan diresmikan oleh Prof Dr. Haryati Soebandio. Selanjutnya, Candi Wisnu mulai
dipugar pada tahun 1982 dan selesai tanggal 27 April 1991 dengan diresmikan
oleh Presiden Soeharto. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah
candi yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma beserta 4 candi kelir
dan 4 candi disudut.
Bentuk
Kompleks Candi Prambanan
Bagian
atau bilik utama dari kompleks Prambanan ditempati oleh Dewa Siwa sebagai Dewa
Utama atau Mahadewa. Dari sini bisa disimpulkan bahwa Candi Prambanan merupakan
Candi untuk pemujaan Dewa Siwa. Candi Siwa ini juga sering disebut sebagai
candi Roro Jonggrang. Terdapat sebuah legenda di masyarakat yang bercerita
tentang seorang putri yang jangkung atau jonggrang. Roro Jonggrang merupakan
putri dari Raja Boko, yang konon memerintah kerajaan diatas bukit sebelah
Selatan kompleks candi Prambanan. Sedangkan candi Brahma dan candi Wishnu
masing-masing memiliki 1 buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang
bersangkutan.
Bagian
tepi candi dihiasi oleh pahatan relief cerita Ramayana yang dapat dinikmati
jika kita berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah
kanan kita, melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada candi Brahma yang
terletak di sebelah selatan candi utama. Sedang pada pagar candi Wishnu yang
terletak di sebelah utara candi utama, terpahat relief cerita Kresnadipayana
yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wishnu
dalam membasmi kejahatan di dunia.
Masyarakat
umum, berdasar legenda, mengganggap bagian candi utama yang menghadap ke utara
berisi patung Roro Jonggrang. Walaupun sebenarnya itu adalah patung Dewi Durga,
permaisuri Dewa Shiwa. Legenda menceritakan bahwa patung Roro Jonggrang itu
sebelumnya adalah tubuh hidup dari putri Raja Boko, yang dikutuk oleh ksatria
Bandung Bondowoso.
Terdapat
enam buah candi, 2 kelompok candi saling berhadapan yang terletak pada sebuah
halaman berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 110 meter. Terdapat tiga
buah candi yang berisi kendaraan ketiga Dewa Tri-Murti dihadapan ketiga candi.
Ketiganya telah dipugar dan hanya candi yang didepan candi Siwa yang masih
berisi patung kendaraan Dewa Siwa, seekor lembu yang bernama Nandi. Patung
angsa kendaraan Dewa Brahma serta patung garuda kendaraan Dewa Wishnu yang
menghuni kedua bilik lainnya, kini telah dipugar.
Didalam
kompleks Prambanan masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit
dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di
sebelah utara dan yang lain di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah
candi sudut. Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman
paling sakral, terletak di halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, yang
pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret
mengelilingi halaman dalam 3 baris. Diluar halaman tengah ini masih terdapat
halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.
Ayo...!!! kunjungi website kami di "WAKTOGEL" dan "BUDAYAPOKER"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar